Peran Guru Millenial Zaman Now



Assalamualaikum, 

Menjadi guru zaman now memang sangat jauh berbeda dengan zaman lampau. Sudah saatnya mengganti frase “Dulu mah murid teh ga gini” menjadi “Saya mengajar murid yang berbeda saat ini”. Hal ini sering sekali terlontar dari banyak guru yang sering melihat muridnya tidak sopan, tidak mengerjakan PR, ataupun cuek bebek tidak mau salam karena membandingkan apa yang ia alami ketika menjadi murid saat zaman dulu, lebih tepatnya sebelum zaman millenial muncul yaitu sebelum masuk ke tahun 2000. 

Kami pun juga sesekali sering membandingkan hal tersebut. Tapi setelah di pikir pikir, hal ini tidak bisa menyelesaikan masalah. Murid zaman sekarang tidak bisa kita paksa untuk bisa sama behaviournya seperti kita murid zaman dulu. Karena zaman sudah merubah. Kuncinya adalah guru lah yang harus menyesuaikan dengan zaman sekarang. Kita yang harus mampu mengerti apa yang terjadi saat ini, dan lebih banyak mencari ilmu untuk bisa menjadi guru millenial yang mengajari murid millenial atau lebih dikenal dengan Generasi X.

Jadi, kita harus punya banyak strategi untuk bisa berinovasi dalam mengajar di kelas. Karena saat ini peran guru sudah sedikit bergeser. Dahulu. guru lebih sering menerangkan dengan cara ceramah, dan murid wajib patuh dan sopan kepada guru. Saat ini agak sedikit berbeda. Ini ulasan sedikit dari peran guru zaman sekarang:
  1. Menjadi Seorang Pengajar
Ini adalah tugas dan peran guru yang tak tergantikan, menjadi seorang pengajar. Menyiapkan bahan ajar, mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, menulis RPP, menulis bahan evaluasi, membuat sebuah media dan mengajarkannya kepada murid di kelas. Ini adalah tugas alamiah seorang guru. Walaupun tugas alamiah ini menjadi sangat complicated but excited dengan kurikulum 2013 revisi 2017 yang membuat tugas administrasi guru sebagai seorang pengajar menjadi sangat banyak. Namun, kami melihat ini adalah ingredientsnya seorang guru. Jadi, sebelum bertempur, seorang guru harus bisa menyiapkan amunisi-amunisinya.
  1. Menjadi Seoarang Fasilitator
Inilah dia, peran utama seorang guru saat ini, yaitu menjadi SEORANG FASILITATOR. Saya tuliskan dengan huruf besar dan bold karena memang tugas utama guru saat ini ialah memfasilitasi pelajaran kepada muridnya. Dahulu, guru adalah sumber ilmu. Apa yang murid tidak ketahui, gurulah yang akan menjawabnya. Sekarang, muridlah fokusnya. Semua sumber ilmu ada di murid langsung. Semua kegiatan belajar mengajar ada di murid juga. Sampai ke evaluasi harian pun berasal dari muridnya. Ini disebut dengan Students-centered, menggantikan metode ceramah Teacher-centered.

Tugas ini sangat berat atau lebih berat dibandingkan dengan hanya sebagai pengajar saja. Ini dibuktikan dengan banyaknya media dan alat belajar yang harus di siapkan. Buku dan spidol bukan jadi alat utama dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saat ini. Singkatnya, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru memfasilitasi pelajaran dengan mempersiapakan bahan ajar, media pembelajaran dan alat ukur evaluasi. Sementara yang mengerjakanya adalah muridnya langsung. Kemana gurunya? Guru akan lebih sering berkeliling kelas untuk memantau aktivitas para muridnya. Dari mulai mengawali diskusi, menyelesaikan sebuah masalah dan menghasilkan sebuah hasil pembelajaran baik berbentuk tugas ataupun projek.

Dalam menjadi fasilitator, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif karena nantinya, di setiap pertemuan, murid akan menjadi lebih aktif dan bertanya tentang aktivitas pembelajaran berikutnya. Murid akan berekspektasi bahwa kegiatan pembelajaranya harus berbeda dengan pertemuan selanjutnya. Sehingga, dibutuhkan waktu yang lebih banyak dan usaha berat yang di lakukan oleh guru sebelum memulai pembelajaran di kelas. Belum lagi, guru harus mempunyai informasi yang banyak dan pastinya up to date agar tidak terbelakangi oleh murid yang akses informasinya bisa sangat lebih cepat,

Namun, output belajar dari peran guru ini ialah menghasilkan murid yang lebih cerdas karena mereka belajar untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka tidak hanya belajar tentang sebuah pelajaran, tapi mereka juga belajar berdiskusi dan memecahkan sebuah masalah.
  1. Menjadi Penjaga Gawang
Akses informasi yang cepat tidak bisa kita elakkan lagi. Baik dan buruknya akses informasi tersebut sangat berpengaruh besar terhadap gaya hidup dan behaviour murid di sekolah. Ini menjadi lumrah, karena kita tidak bisa membatasi murid untuk tidak mempunyai smartphone atau bermain dengan gadget mereka di sekolah. Sehingga, peran guru lainnya zaman now ialah menjadi seorang ‘keeper’ alias penjaga gawang. Disini tugasnya ialah memberitahun kepada muridnya terkait efek negatif dari setiap akses informasi yang didapat. Memberikan motivasi lebih dengan gaya hidup yang baik. Kunicinya hanya satu ialah istiqomah dalam menasehati muris-murid kita tersebut. Guru tidak boleh bosan meskipun nantinya murid akan lebih banyak cuek dan nyinyir. Tapi, setidaknya tugas kita dalam membentengi murid dari hal negatif sudah kita kerjakan. Kunci spesial lainnya ialah kita harus up to date dengan informasi juga, karena kita tidak bisa memberi nasehat dan hikmah dari setiap informasi dan pengalaman kalau kita belum membaca dan merasakannya.
  1. Menjadi Seorang Katalisator
Salah satu peran vital lain seorang guru saat ini ialah menjadi seorang Katalisator atau saya menyebutnya dengan “pencari bakat”. Zaman saat ini, murid murid perlu dirangsang dengan kegiatan luar kelas agar tidak bosan. Dan kegiatan luar kelas ini di antaranya adalah lomba dan kompetisi. Tugas guru disini ialah mencari bakat terpendam dari masing-masing murid. Ini menjadi penting, karena tidak semua yang berbakat terlihat dan percaya diri. Bahkan sebaliknya, yang tidak terlalu berbakat malah menjadi paling menonjol. Bila berhasil menjalankan peran ini, guru akan lebih dekat dengan muridnya, bahkan lebih terbuka di banding ketika kegiatan belajar mengajar.

Jadi, pertanyaan “ko murid zaman sekarang mah begini” seharusnya sudah tidak ada lagi, karena kita tidak bisa memutar balikan zaman ke zaman dulu, atau menghadirkan lagi guru zaman dulu yang terkenal galak ke murid zaman sekarang yang lebih ‘freedom’ karena akan bertolak belakang. Polisi dan undang-undang perlindungan anak bisa jadi ancaman bagi guru jika kita masih melakukan cara sama seperti gutu kita dulu. Caranya ialah simple, dengan menjadi teman dan sahabat dari murid kita tapi tetap tahu batasan antara guru dan murid bisa menjadi solusi dalam menyelematkan generasi X yang akan menjadi penyelamat bangsa di masa yang akan datang.

Semoga bermanfaat,

Jazakallah,


Wassaalamualaiikum,

0 comments:

Post a Comment