Ceramah Aa Gym: Kita di Puji Orang

Ceramah Aa Gym: Kita di Puji Orang


Sumber: Majelis Ta'lim An Nur Al-Jilani

Assalamualaikum,

Alhamdulillah...
Alhamdulillahilladzii anzala sakiinata fii quluubil mu'miniin liyazdaadu iimanamma'a iimaanihiim...

Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi ajma'iin.. 

- Mudahmudahan kita bisa lulus dari ujian, ujian dicaci dan ujian dipuji. Mana yang lebih berat? yang lebih berat adalah yang disukai nafsu.

- Nafsu sangat suka kepada pujian, sedangkan nafsu itu cenderung bersebrangan dengan yang Allah sukai.

- Itulah sebabnya banyak keterangan dari Rasulullah SAW tentang bahayanya pujian.

- Kita dipuji orang, sebabnya:
1. Karena kita diberi karunia oleh Allah. Pujian apapun yang datang pada kita pasti yang dipuji adalah karunia allah.
2. Karena Allah menutupi aib, dosa, keburukan, kesalahan, kejelekan kita, sehingga oranglain berprasangka baik pada kita.

- Celakanya kita sering merasa bahwa pujian orang itu adalah hak kita, padahal harusnya segera sadar bahwa ketika pujian itu datang, ini adalah ujian.

- Ujian itu belum tentu bisa lulus, kalau benar menyikapinya bisa lulus, tapi kalau salah menyikapinya bisa gagal.

- Jauh lebih menyelamatkan cacian daripada pujian. 

- Pujian itu nikmat menurut nafsu, disukai orang, bikin addict, sehingga orang ada yang sibuk sekali ingin dipuji.

- Kalau orang sudah tamak kepada pujian tidak ada lagi yang dilakukan, selain terus menerus mencari pujian.  

- Pasti jatuh nya ke topeng, ke cashing. sibuk membagus bagus topeng/ cashing.

- Ada cashing yang bahaya yaitu akting,  pura pura baik, pura pura ikhlas, pura pura ridho, pura pura sholeh, dan ini lebih bahaya daripada sibuk ingin pamer baju, harta, sebab hasilnya adalah menuhankan pujian orang, dan ini musyrik!

- Mengabdi kepada pengabdian makhluk, bukan kepada pengabidan Allah.

- Syirik adalah kezoliman yang sangat besar.

- Ingat hadist tentang 3 orang yang pertama dihisab, amalnya mulia, tapi niat nya bukan untuk Allah, melainkan demi pujian makhluk, maka nerakalah tempatnya.

1. Orang yang pertama dihisab, adalah orang yang merasa berjihad sampai syahid dimedan perang, lalu Allah tampakan nikmat yang Allah berikan dan ia mengakuinya, lalu ditanyakan apa yang ia lakukan? Ya Allah saya sudah berjihad fii sabillah, sampai saya mati di medan perang dan saya lakukan ini lillaahi ta'alaa, lalu Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu!kamu berbohong, kamu berjuang bukan karena Allah tapi kamu berjuang karena ingin disebut pemberani, dan sudah engkau dapatkan didunia sebutan tersebut, dan di akhirat diseret dalam keadaan tertelungkup menjadi ahli neraka.

- Tidak kurang perjuangannya membela Islam, tidak kurang pengorbanannya, tidak kurang pengakuannya, bahkan dihadapan Allah saja mengaku lillaahi ta'alaa, yang kurang hanya satu, tetapi fatal, dia lebih sibuk mencari kedudukan disisi makhluk, penilaian makhluk daripada diterima oleh Allah amalnya, dan uni korelasinya nya nyata antara ayat Al Qur'an dengan hadist.

- Jadi sudah berjuang sampai mati dan dia mengakui. Tapi tidak diterima bahkan diseret menjadi ahli neraka.

2. Orang yang kedua dihisab, adalah orang yang belajar agama dan mengajarkannya, belajar al qur'an dan membacanya, Allah tampakan nikmat yang diberikan kepadanya dan dia mengakuinya, dan dia mengatakan saya belajar agama dan saya mendakwahnya, saya belajar al qur'an dan saya membacanya, dan saya melakukan itu lillaahi ta'aalaa, Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu! bohong, kamu belajar agama dan mengajarkannya agar disebut alim, kamu belajar al qur'an agar disebut qori/ah dan dia diseret ke neraka dalam keadaan tertelungkup. 

- Tidak kurang ilmu agamanya karena dia belajar, tidak kurang fasihnya membaca alqur'an dan mungkin juga hapalannya, tapi mengapa gagal jadi ahli syurga? penyebabnya satu, yaitu dia tidak menjaga hatinya, hatinya lebih suka dipuji makhluk, berkedudukan disisi makhluk dan dia lebih suka untuk kedudukan disisi makhluk, baik dianggap sebagai ustadz, ulama, kiai, dan dia lebih menyukai disebut qori qori'ah, hafidz hafidzah oleh makhluk dan Allah tahu persis isi hati.

- Jadi hati hati ini, serius ini, bagi para ustad/ah, yang mesantren, yang rajin ke majelis ta'lim, yang kuliah didalam dan luar negeri, yang hapal kitab, yang dakwah siang malem, karena ada yang sudah dapat pujian itu didunia, tapi di akherat ada yang diseret tertelungkup jadi ahli neraka, padahal tidak kurang ilmu agamanya, tidak kurang dakwahnya, tidak kurang kefasihannya membaca al qur'an, pengetahuannya, tapi kenapa tidak selamat dari neraka? ternyata karena Allah murka dengan kemusyrikannya, yaitu riya cari kedudukan disisi makhluk.

3. Orang yang ketiga dihisab, adalah orang yang dermawan, yang senang sedekah, kepadanya ditampakan nikmat yang Allah berikan dan dia mengakuinya, lalu dia mengatakan saya sedekah, tidak ada kesempatan untuk bersedekah melainkan saya bersedekah, Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu! kamu bersedekah bukan karena Aku melainkan karen ingin disebut dermawan dan sudah engkau dapatkan itu di dunia, dan diseret jadi ahli neraka.

- Perlu diwaspadai adalah orang orang yang sering memuji, sebab itu yang paling membinasakan.

- Dilarang memuji orang orang yang memang menikmati pujian itu.

- Bahaya terbesar pujian adalah menipu dirinya, lebih percaya pada omongan orang daripada pada apa yang dia ketahui sendiri tentang keburukannya. 

- Makin banyak yang memuji, makin hancur, demi Allah! 

- Orang yang bakal lebih cepet bersihnya adalah yang dicaci maki.

- Allah tahu kotornya pikiran, zinnahnya mata, sia sia nya telinga, munafiknya mulut, maksiat terang terangan, maksiat sembunyi sembunyi, khusyu' tidak shalatnya, ngajinya, ilmunya sudah diamalkan belumnya, Allah tahu itu semua.

- Munafik itu beda didepan dan dibelakang.

- Siapapun yang senang dipuji dengan yang tidak cocok dengan dirinya maka dia sudah membuka pintu untuk syetan seluas luasnya. 

- Sibuk saja PDLT, ada orang gada orang, sama saja karena Allah pasti ada, pasti melihat. 

- Jangan sembarang merekomendasikan orang, sebelum pernah bersama melakukan:
1. Safar 
2. Bermalam 
3. Bermuamalah/ memberikan amanah

Wassalamualaikum,

0 comments:

Post a Comment