Rupa

Assalamualaikum,

- Segala puja dan puji bagi Allah swt yang menciptakan kita semua, tidak ada satupun di alam semesta ini kecuali ciptaan Allah swt, tidak ada satupun di jagat ini kecuali milik Allah swt, tidak ada satupun di seisi alam ini kecuali Allah swt yang mengurusnya setiap saat, tidak ada yang bisa terjadi tanpa izin Allah swt, bergabung jin dan manusia menginginkan sesuatu tidak akan pernah terwujud tanpa izin Allah swt, bergabung jin dan manusia akan berbuat keburukan tidak akan menimpa illaa biidznillah.

- Allah swt mengetahui segala galanya, tetapi yang menjadi fokus penilaian adalah seperti hadist shohih yang disampaikan, 

- Sesungguhnya Allah swt tidak melihat rupa dan hartamu tetapi Allah swt melihat hati dan amalmu.

- Jadi kesibukan kita sesungguhnya adalah  fokus pada 2 hal ini, apa yang paling dinilai oleh Allah, yaitu hati dan amal.

- Siapapun yang ingin mencari kedudukan disisi Allah seyogyanya fokus sekali pada bagaimana agar hati ini memiliki derajat qolbun salim dan amal yang diterima oleh Allah swt.

- Karena yang berjumpa dengan Allah nanti adalah QS Asy Syu'ara ayat 88 - 89.

- Jadi, orang bisa banyak amal tetapi kalo hatinya salah, jadi masalah.

- Hadist shohih yang diriwayatkan Muslim, tentang 3 yang pertama dihisab, 

- Orang yang pertama, adalah orang yang merasa berjihad sampai syahid dimedan perang, lalu Allah tampakan nikmat yang Allah berikan dan ia mengakuinya, lalu ditanyakan apa yang ia lakukan? Ya Allah saya sudah berjihad fii sabillah, sampai saya mati di medan perang dan saya lakukan ini lillaahi ta'alaa, lalu Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu!kamu berbohong, kamu berjuang bukan karena Allah tapi kamu berjuang karena ingin disebut pemberani, dan sudah engkau dapatkan didunia sebutan tersebut, dan di akhirat diseret dalam keadaan tertelungkup menjadi ahli neraka.

- Tidak kurang perjuangannya membela Islam, tidak kurang pengorbanannya, tidak kurang pengakuannya, bahkan dihadapan Allah saja mengaku lillaahi ta'alaa, yang kurang hanya satu, tetapi fatal, dia lebih sibuk mencari kedudukan disisi makhluk, penilaian makhluk daripada diterima oleh Allah amalnya, dan uni korelasinya nya nyata antara ayat Al Qur'an dengan hadist.

- Jadi sudah berjuang sampai mati dan dia mengakui. Tapi tidak diterima bahkan diseret menjadi ahli neraka.

- Orang yang kedua dihisab, adalah orang yang belajar agama dan mengajarkannya, belajar al qur'an dan membacanya, Allah tampakan nikmat yang diberikan kepadanya dan dia mengakuinya, dan dia mengatakan saya belajar agama dan saya mendakwahnya, saya belajar al qur'an dan saya membacanya, dan saya melakukan itu lillaahi ta'aalaa, Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu! bohong, kamu belajar agama dan mengajarkannya agar disebut alim, kamu belajar al qur'an agar disebut qori/ah dan dia diseret ke neraka dalam keadaan tertelungkup. 

- Tidak kurang ilmu agamanya karena dia belajar, tidak kurang fasihnya membaca alqur'an dan mungkin juga hapalannya, tapi mengapa gagal jadi ahli syurga? penyebabnya satu, yaitu dia tidak menjaga hatinya, hatinya lebih suka dipuji makhluk, berkedudukan disisi makhluk dan dia lebih suka untuk kedudukan disisi makhluk, baik dianggap sebagai ustadz, ulama, kiai, dan dia lebih menyukai disebut qori qori'ah, hafidz hafidzah oleh makhluk dan Allah tahu persis isi hati.

- Jadi hati hati ini, serius ini, bagi para ustad/ah, yang mesantren, yang rajin ke majelis ta'lim, yang kuliah didalam dan luar negeri, yang hapal kitab, yang dakwah siang malem, karena ada yang sudah daprt pujian itu didunia, tapi di akherat ada yang diseret tertelungkup jadi ahli neraka, padahal tidak kurang ilmu agamanya, tidak kurang dakwahnya, tidak kurang kefasihannya membaca al qur'an, pengetahuannya, tapi kenapa tidak selamat dari neraka? ternyata karena Allah murka dengan kemusyrikannya, yaitu riya cari kedudukan disisi makhluk.

- Orang yang ketiga dihisab, adalah orang yang dermawan, yang senang sedekah, kepadanya ditampakan nikmat yang Allah berikan dan dia mengakuinya, lalu dia mengatakan saya sedekah, tidak ada kesempatan untuk bersedekah melainkan saya bersedekah, Allah berfirman kepadanya, Kadzzabta, dusta kamu! kamu bersedekah bukan karena Aku melainkan karen ingin disebut dermawan dan sudah engkau dapatkan itu di dunia, dan diseret jadi ahli neraka.

- Tidak kurang sedekahnya, yang kurang cuma satu, hatinya. 

- Jadi dari semua ini, ini semua amalan utama, jihad , belajar, dakwah, belajar al qur'an, membaca al qur'an, sedekah, semua ini amalan yang disukai Allah tapi rusak gara gara salah niat, dan niat itu adanya di hati.

- Secara fisik mereka melakukan semua amalan, tetapi hancur amalnya, bahkan jadi ahli neraka karena mereka menggunakan amalan yang utama, hak Allah untum cari kedudukan di sisi makhluk.

- Orang awam dengan orang yang tahu agama dan mendakwahkannya, perhitungannya berbeda disisi Allah, makanya hati hati ini.

- Wah kalo gitu lebih baik saya tidak belajar agama, lebih rugi lagi, karena dia menjadi bodoh, masalahnya bukan karena ilmu, tapi niat dalam mencari ilmu, kalau niatnya salah, itulah yang membuat rusak, baik ilmu maupun amal.

- Tanpa ilmu, kebodohan, ini lebih rugi lagi. Beribadah dengan kebodohan bisa tidak diterima karena niatnya salah, amalnya juga salah.

- Jangan merasa aman dengan banyaknya ilmu, banyaknya amal, banyaknya dakwah, aman itu kalau kita bersungguh sunguh setiap hari, bermujahadah, mujahadah itu all out melepaskan keinginan berkedudukan disisi makhluk, karena inilah yang akan merusak amal kita. 

- Betapa sering kita ingin diakui oleh makhluk, ingin dipuji, ingin dikagumi, dan ini yang merusak, apalagi kalau orang yang melakukannya itu adalah orang yang tahu agama, orang yang tahu ilmunya, tapi sibuk mencari penilaian makhluk, maka akan binasa.

- Mesti orang orang hati hati dengan QS As Saff ayat 3, Kaburo maqtan 'indallaahi an taquuluu maa laa taf'aluun, sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan .

- Dakwah bisa bagus tapi kemudian bisa menjadi hina gara gara niatnya dan amalnya tidak sesuai dengan perkataannya. 

- Jadi sekarang yang harus kita garis bawahi adalah kebiasaan hati kita ingin dipuji, ingin diakui, ingin dihargai, ingin berkedudukan disisi makhluk, ini adalah masalah.

- Mari dalam hal apapun, bermujahadah melepaskan keinginan dipuji, diakui, dihargai makhluk. 

- Berpakaian bagus wajar atau tidak? wajar, tapi berpakaian bagus agar dipuji, dikagumi orang, hal ini yang bisa merusak hati kita. Rasulullaah saw juga pasti berpakaian bagus, tapi pasti bukan untuk dipuji, bukan untuk dikagumi, bukan untuk bertarung denga oranglain.

- Bagi yang sedang senang bersepeda, bagus bersepeda itu, tapi apakah jadi amal? belum tentu, jika bersepeda ingin pamer, ingin kelihatan bagus sepedanya, helm, kacamata, maka hanguslah amalnya.

- Kadang bersepeda dilakukan hanya demi penilaian orang, untuk apa dikagumi orang? yang penting kan bersepeda itu tiap gosehan jadi amal, badan jadi sehat.

- Dalam berpakaian, cek sudahkah menutup aurat, ketat kah, tanya saja pada diri sendiri, tidak usah menilai oranglain, yang perlu itu adalah kita menilai hati kita sendiri, supaya jadi amal, bukan wilayah kita untuk menilai oranglain.

- Ayo kita latih dalam hal apapun jangan sibuk cari kedudukan disisi makhluk, lakukan saja yang terbaik, dan sibuklah agar hati ini benar benar ingin diterima oleh Allah amalnya.

- Ingin dipuji oleh makhluk tidak akan ada ujungnya, busuk nanti hatinya. 

- Semakin ikhlas, semakin bahagia, semakin lepas dari keinginan mencari kedudukan disisi makhluk, semakin bahagia, semakin nikmat, semakin istiqomah, dan Insyaallaah diterima amal kita oleh Allah, dunia akhirat. 

- Perhatikanlah hati kita, karena Allah sangat memperhatikan hati kita. 

- Orang tidak tahu, Allah tahu, dan Allah memperhatikan kualitas amal kita. 

- Perbaikilah, jangan sibuk dengan penilaian makhluk, sibuk cari pengakuan makhluk, karena biasanya orang yang seperti itu akan membagus baguskan topeng dan lupa terhadap isinya, padahal Allah melihat hati dan amal kita. 

- QS Asy Syu'ara ayat 88-89, Yauma laa yanfa'u maalun walaa banuun illaa man atallaaha biqolbin saliim, Yaitu pada hari ketika harta dan anak anak tidak berguna kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

- Hati yang bersih adalah hati yang  selamat dari kemunafikan, selamat dari ketakaburan, selamat dari ujub, selamat dari kedengkian, selamat dari prasangka buruk kepada Allah dan orang orang beriman. 

- Maka orang yang qolbun salim lah yang amalnya akan diterima dan akan bertemu dengan Allah. 

- Semoga Allah melindungi kita dari kesenangan mencari kedudukan disisi makhluk dan menggantinya dengan kepuasaan mencari kedudukan disisi Allah.  


- Allahumma inni as aluka ridhooka wal jannah wa na'uudzubika min sakhothika wannaar...

Wassalamualaikum,

0 comments:

Post a Comment