Assalamualaikum,
Tidak cukup jika kita hanya sibuk beramal, karena yang paling penting adalah saat amal kita diterima oleh Alloh.
Maka yang harus kita fokuskan bukan memperbanyak amalnya tapi fokuslah agar diterima amal kita oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.
Dalah sebuah hadist shahih ada 3 golongan yang pertama dihisab :
1. Mujahid
Pejuang di jalan Alloh yang terbunuh di medan perang saat membela agama. Dan saat Alloh perlihatkan nikmatnya saat dihisab di akhirat nanti, dia mengakuinya. Dan ditanya apa yang selama ini dilakukan olehnya?
"ya Alloh saya sudah berjihad berjuang dijalanmu, sampai saya mati terbunuh dimedan perang. Dan saya lakukan semua itu karena engkau."
Tidak kurang keberaniannya, tidak kurang perjuangannya, tidak kurang pengorbanannya, dan tidak kurang pengakuanya. Tapi jawaban Alloh berfirman,
"kadzabta! " / Dusta kamu
Dia berjuang bukan karena Alloh, tapi dia berjuang karena ingin disebut pahlawan. Dan sudah dia dapatkan pujian itu di dunia.
Dan di Akhirat badannya diseret dalam keadaan tertelungkup dan jadi ahli neraka.
Tidak kurang keberaniannya, tidak kurang perjuangannya, tidak kurang pengorbanannya, dan tidak kurang pengakuanya, yang kurang hanya satu dan fatal yaitu hatinya lebih sibuk dengan penilaian mahluk, ingin memiliki keduduk disisi mahluk dan dipuji oleh mahluk, dari pada sibuk ingin diterima oleh Alloh. Itu lah yang menggugurkan amal dan dimasukannya kedalam neraka.
2. Orang yang belajar agama dan mendakwahnya. Orang yang belajar Quran dan membacanya.
Di akhirat ada yang selamat dan tinggi derajatnya disisi Alloh. Ada ulama yang tinggi ilmunya bisa melesat kedudukannya disisi Alloh jika dilakukan dengan ikhlas.
Tapi ada juga yang "kadzabta!"
Orang ini ingin belajar ilmu agama karena ingin disebut ulama, ingin disebut kyai, ingin disebut mubaligh, ingin disebut da'i kondang, ustad beken dan sudah dia dapatkan di dunia, di akhirat kembali diseret badannya dengan tertelungkup jadi ahli neraka. Naudzubillah
Tidak kurang ilmu agamanya, tidak kurang dalilnya, tidak kurang dakwahnya, tidak kurang pengakuannya. Yang kurang cuma satu saja yaitu hatinya lebih sibuk ingin kedudukan di hati mahluk daripada ingin diterima disisi Alloh.
3. Karena kedermawanannya
Yang ke -3 dihisab adalah orang yang dermawan.
Ada orang yang setiap dia ada kesempatan untuk bersedekah, dia bersedikah.
Tapi di Akhirat
"Kadzabta! "
Dia sedekah karena ingin diaebut dermawan dan sudah dia dapatkan semuanya di dunia dan di akhirat dia di seret badannya menjadi ahli neraka.
Maka hati hatilah, atas ibadah yang kita lakukan. Yang dilihat oleh Alloh adalah hati dan amal kita.
Maka seyogiyanya yang kita harus lakukan adalah mati matian dalam menjaga amal kita ini agar diterima oleh Alloh dengan mati-matian menjaga niat yang benar dan amal yang Ittiba kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam.
Niat itu ada di 3 tempat
Di awal • Di tengah • Di akhir
Maka kita harus melatih untuk menjaga niat kita berikut adalah 5 Latihan dalam menjaga amal dan ikhlas.
1. Latih sekuat tenaga untuk merahasiakan amal.
Ada amal fardhu yang sunnah nya orang lain tau, tapi amalan sunnah Tidak harus setiap ibadah sunnah kita itu orang lain tau. Tidak mudah tapi harus ikhtiar untuk memperbanyak amal rahasia yang hanya kita dan Alloh saja yang tahu. Periksa di dalam hati kita sudah berapa banyak amal rahasia yang sudah kita perbuat.
2. Jangan serba hal diketahui oleh orang
Contohnya saja, saat kita melakukan ibadah dan di posting di media sosial, itu bisa saja menjadi penghancur amal.
3. Jangan serba ingin dilihat oleh orang.
Coba periksa di hati kita, saat melakukan amal disaat banyak orang lebih sibuk ingin dinilai orang atau ingin dinilai oleh Alloh. Mari kita cek ada orang dengan tidak ada orang sama atau tidak? Kalau ada orang bagus tidak ada orang tidak bagus, itu tandanya hati sudah melekat kepada penilaian mahluk.
Harusnya
ada orang bagus, tidak ada orang harus lebih bagus
Kuncinya jangan ingin dipuji, jangan takut di caci
Kalo semangat karena dipuji, tidak semangat karena tidak di puji, patah semangat karena dicaci maka itu adalah ciri hati kita sudah melekat kepada pujian mahluk.
Dipuji membuat kita lupa diri jauh lebih bahaya dibanding dengan dicaci membuat kita tahu diri.
Dan bahanya orang yang seneng dipuji adalah cenderung munafik dan tidak jujur kepada diri sendiri.
Lebih baik kita di caci maki tapi menjadi sadar diri dari pada, di puji tapi jadi lupa diri.
4. Jangan ingin dihargai
Kita dihargai oleh orang lain itu hanya satu penyebabnya, karena Alloh masih menutupi aib, dosa, kejelekan dan keburukan diri kita. Maka jika ada orang yang menghargai, kita harus langsung ingat kepada kita.
5. Jangan ingin dibalas budi.
Lakukan kebaikan dan lupakan. Jauh lebih meningkatkan keikhlasan kita, saat kita tidak diterimakasihi daripada terbiasa diterimakasihi, jauh lebih meningkatkan keikhlasan kita saat tidak dihargai oleh orang lain daripada terbiasa dihargai.
Tenang, akan ada saatnya. Alloh melihat semua kebaikan kita, akan datang balasan Alloh pada waktu dan bentuk yang sempurna yang membuat kita sangat puas akan pemberian dan jaminan Alloh.
Maka riyadhoh melatih diri agar ikhlas adalah kunci sesudah kita belajar tenang paham tentang ikhlas. Tidak cukup hanya paham tapi harus sering dilatih dan dilatih.
Mudah mudahan Alloh senantiasa menolong kita, untuk senantiasa beramal dan amal kita diterima oleh-Nya.
Jzakallah
Wassalamualaikum,
(Resume Kajian Aa Gym)
(Resume Kajian Aa Gym)